Pekerja Kafe Biliar di Medan Ungkap Dianiaya Pria Ngaku Intel-Bawa 2 Pistol Arif Gunawan, office boy kafe biliar di Jalan Sei Belutu, Kota Medan, mengungkapkan kronologi dirinya dianiaya tiga orang pria. Ia menyatakan tersedia dua pria yang mempunyai pistol dan sempat menebak ke arah bawah.
Arif menyatakan perihal itu berlangsung, Kamis (2/11/2023) kurang lebih pukul 04.00 WIB. Kala itu, ia tengah istirahat di pos di anggota depan kafe bersama seorang satpam.
“Awalnya aku bersama satpam duduk di pos. Tiba-tiba tersedia yang masuk orang. Satpam ini mengejar,” kata Arif sementara diwawancarai di kediamannya dekat berasal dari kafe, Kamis (2/12/2023).
Kemudian, lanjut Arif, tersedia satu mobil yang berkunjung ke depan kafe. Dari dalam mobil itu turun 3 pria dan mendatanginya. Ia menyatakan ketiga pria itu hendak mengejar seorang pria yang tadi dikejar Satpam.
“Lalu, dikejar lah ke belakang (kafe). Aku termasuk nengok ke belakang. Terus, tiga orang itu bilang data sgp ke saya, di mana pelaku disembunyikan,” ujarnya. Dia menyatakan sementara itu mengaku tidak menyadari siapa yang dimaksud tiga orang kenakan pakaian biasa tersebut. Tak lama, ketiga pelaku pun menghajar Arif.
“Kata tiga orang ini, pria (yang dikejar) itu tersedia utang Rp 6 juta. Mereka mengancam. Ada dua orang yang bawa pistol. Katanya berasal dari Intel,” sebutnya. “Pistolnya sempat ditembakkan ke arah bawah satu kali,” sambungnya.
Arif mengaku dipukuli apalagi diseret berasal dari anggota belakang kafe sampai ke anggota depan. Kepalanya pun sempat dipukul menggunakan stik biliar. “Saya sempat pingsan dan sementara menyadari udah di rumah sakit aja. Kondisi sekarang, jika makan sakit. Karena gigi, areal mulut dipukuli menjadi lebam. Kepala anggota belakang yang kena stik biliar,” ucapnya.
Di lain pihak, Kasubbag Hukum dan Humas RS USU, M Zeinizen pun membetulkan bahwa Arif tengah merintis pengobatan. “Yang terkait baru masuk tadi pagi dan ini tetap di ruang UGD,” tutupnya.
Ia pun menghendaki agar para pelaku diproses hukum sesuai bersama keputusan hukum yang berlaku. Dirinya pun tak akan menginginkan berdamai. “Saya rela mereka dipenjara. Saya tidak rela berdamai,” tutupnya.